
PSDANews – Wakil Bupati Rejang Lebong Hendra Wahyudiansyah, S.H., membuka High Level Meeting (HLM) Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Rejang Lebong, Rabu (29/11/2023). Pertemuan TPID yang bertempat di ruang bupati ini, dihadiri oleh unsur Kepolisian, Kejaksaan, Kodim, Instansi Vertikal, OPD terkait serta tiga nara sumber yaitu Assisten II bidang Perekonomian dan pembangunan Kabupaten Rejang lebong ,Karo Perekonomian dan SDA Provinsi Bengkulu serta Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Bengkulu. Dalam sambutannya Wabup mengatakan bahwa Rakor ini diharapkan bisa memberikan solusi terutama terhadap IPH Rejang lebong yang tinggi. ” Seperti kita ketahui, IPH RL November ini diangka 6,04 persen, dengan sumbangan terbanyak dari komoditi cabe dan bawang, diharapkan pertemuan ini bisa memberikan solusi efektif agar fluktuasi harga bisa dikendalikan”. Ungkap wabup dalam sambutannya.
Assisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Asli Samin dalam paparannya menyampaikan bahwa tingginya harga cabe dan bawang di Rejang Lebong saat ini disebabkan pengaruh perubahan iklim EL-Nino sehingga petani berkurang menanam cabe karena takut akan potensi kerugian gagal panen. Dilain sisi pengepul lebih senang menjual komoditi cabe ke luar daerah karena mendapat harga yang lebih tinggi. “Pengepul lebih suka menjual keluar daerah karena mendapat harga yang lebih tinggi, apalagi bisa di campur komoditi pertanian yang lain” ujar Asli dalam paparannya.
Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Bengkulu, Affan menyoroti kinerja TPID Kabupaten Rejang Lebong, melalui laporan yang disampaikan Bagian Perekonomian dan SDA Setda Kab. Rejang Lebong. Affan menyampaikan untuk tahun kemaren kinerja TPID RL itu bisa menjadi yang tertingi se-provinsi Bengkulu, akan tetapi masih ada unsur yang kurang dalam proses sehingga nilainya tidak menjadi yang tertinggi.” TPID Rejang Lebong, kami harapkan tahun depan bisa menjadi yang terbaik. karena tahun lalu hampir menjadi yang tertinggi, hanya karena unsur yang kurang dalam proses sehingga belum bisa menjadi juara” ungkap Affan.
Karo Perekonomian dan Sumber Daya Alam Provinsi Bengkulu Zamhari dalam paparannya berharap pemerintah daerah bisa mendorong pengendalain inflasi melalui program-program solutif, sehingga Rejang Lebong bukan hanya menjadi sentra cabe tetapi bisa menyumbang ketersedian stok di daerah lain khususnya di dalam Provinsi Bengkulu. Selain itu IPH Rejang Lebong yang tinggi minggu ini semoga tidak masuk lagi di minggu depan, pungkas, Zamhari.
Diskusi yang banyak mendapat masukan dan pendapat dari peserta rapat ini, selanjutnya disepakati akan ditindak lanjuti melaui program kegiatan yang akan disampaikan lebih lanjut, baik untuk program pengendalian inflasi secara langsung dilapangan maupun melalui kebijakan Pemerintah Daerah, tertutama dalam menghadapi natal dan tahun baru. (Red)








