PSDANews – Menindaklanjuti hasil rakor inflasi bersama Kemendagri melalui zoom meeting, berkaitan dengan IPH Rejang Lebong sebesar 6,004 persen yang disumbangkan oleh kenaikan cabe dan bawang hari senin yang lalu. Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan DR.H.M Asli Samin, S.Kep.,M.Si, bersama Kabag Perekonomian dan SDA Sofan Wahyudi,S.Si.,Apt.,M.P.H.,C.SA.,C.ASA, melakukan tinjauan langsung ke petani, pengepul dan penjual di pasar atas curup, selasa (28/11/2023).
Dari hasil tinjauan langsung dilapangan diketahui petani yang menanam cabe saat ini berkurang dikarenakan keraguan terhadap potensi kerugian akibat dampak perubahan iklim EL-Nino yang terjadi beberapa bulan ini. “Kami ragu ndak nanam cabe takut cabe kriting kek kuning karno kurangnya hujan saat ini” ungkap ario di area lahannya Desa Air Merah kecamatan Curup Tengah. Lain halnya pengepul Midi di daerah Simpang Macang mengatakan mereka lebih suka mengirimkan cabe ke luar kota dikarenakan harga yang lebih tinggi dan bisa di campur dengan pengiriman hasil pertanian lainnya. ” Enak kirim ke luar kota, hargo lebih tinggi, bisa di campur kol dengan yang lain” .Imbuh Midi.
Disatu sisi pedagang dipasar atas curup dengan kenaikan harga cabe saat ini merasa keberatan untuk membeli cabe ke pengepul, dengan harga yang tinggi , karena modal yang mereka keluarkan harus besar dan terkadang tidak mencukupi apabila dibarengi dengan hasil pertanian yang lain.” kami jual cabe rawit hijau ni bae, klo cabe merah dak tebeli lagi” ujar Ros salah satu pedagang di pasar atas.
Lain lagi dengan Hendrik salah satu pedagang cabe di pasar atas yang merasa tidak ada persoalan dengan harga cabe yang tinggi saat ini, apalagi cabe dianggap komoditas yang lancar untuk penjualan.”dak do masalah, barang ado, penjualan lancar” ungkap medi sembari melayani pembeli. Dari hasil pantauan yang dilakukan direncanakan akan disampaikan pada saat Rakor TPID Kabupaten Rejang Lebong, yang akan dilaksanakan di ruang rapat Bupati hari Rabu 29 November 2023. (Red)
